PROFIL BELAJAR PANCASILA

Dosen Pengampu: AHMAD MUZANNI M. Pd

 

 

 

 

 

Disusun Oleh:

Muhamad Sandi               (22161033)

Retno Hurun'In                (22161047)           

Intan Dwi Lestari             (22161031)

Imam Baskori Assayuti          (22161043)           

 

 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA

2023

 

KATA PENGANTAR

 

Segala Puji dan Syukur kami panjatkan selalu kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat, Taufiq, dan Hidayah yang diberikan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini untuk materi profil pelajar pancasila, Tujuan dari pembuatan makalah ini tidak lain adalah untuk membantu para mahasiswa di dalam memahami apa saja materi yang harus kita pelajari dan pahami selama mereka berada di jenjang kelas.

Makalah ini juga akan memberikan informasi secara lengkap mengenai materi apa saja yang akan kita pelajari yang berasal dari berbagai sumber terpercaya yang berguna sebagai tambahan wawasan mengenai bab-bab yang dipelajari tersebut.

Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini bukan merupakan buah hasil kerja keras kami sendiri. Ada banyak pihak yang sudah berjasa dalam membantu kami di dalam menyelesaikan makalah ini, seperti pengambilan data, pemilihan materi, dan lain-lain. Maka dari itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan wawasan dan bimbingan kepada kami sebelum maupun ketika menulis buku panduan ini.

Kami juga sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih belum bisa dikatakan sempurna. Maka dari itu, kami meminta dukungan dan masukan dari para pembaca, agar kedepannya kami bisa lebih baik lagi di dalam menyusun makalah.

 

 

 

Mataram,10 Mei 2023

 

Kelompok 9


 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR.. 2

DAFTAR ISI. 3

BAB I. 4

PENDAHULUAN.. 4

1.     Latar belakang. 4

2.     Rumusan masalah. 5

3.     Tujuan. 5

BAB II. 6

PEMBAHASAN.. 6

A.    Pengertian profil pelajar pancasila. 6

B.     Ciri ciri profil pelajar pancasila. 6

1.     Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yme, Dan Berakhlak Mulia. 6

2.     Berkebinekaan global 8

3.     Bergotong royong. 8

4.     Mandiri 9

5.     Bernaral kritis. 10

6.     Kreatif 10

C.    Tujuan profil pelajar pancasila. 11

D.    Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila pada pelajar. 11

E.     Dampak positif dan negatif dalam menerapkan profil pancasila. 12

F.     Cara mengevaluasi apakah profil pelajar pancasila sudah berhasil atau tidak. 13

BAB III. 15

KESIMPULAN DAN SARAN.. 15

DAFTAR PUSTAKA.. 16

 

 


 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.     Latar belakang

Pentingnya memahami nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi utama dalam membangun karakter dan sikap positif bagi generasi muda, khususnya pelajar. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia telah dijadikan sebagai ideologi yang mengikat seluruh elemen bangsa dalam berbagai bidang, termasuk di dunia pendidikan.

Sebagai generasi penerus bangsa, pelajar diharapkan memiliki pemahaman yang baik tentang nilai-nilai Pancasila dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pelajar yang memiliki profil Pancasila yang baik akan mampu menunjukkan sikap dan tindakan yang mencerminkan nilai-nilai tersebut, seperti gotong royong, menghargai keragaman, menghormati hak asasi manusia, serta menjunjung tinggi nilai keadilan dan demokrasi.

Namun, di era globalisasi yang semakin kompleks, tantangan yang dihadapi oleh pelajar dalam memahami nilai-nilai Pancasila semakin besar. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila di antaranya adalah kurangnya pemahaman tentang arti dan makna nilai-nilai Pancasila, pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia, serta ketidaksesuaian antara nilai-nilai Pancasila dengan pola pikir dan budaya yang berkembang di masyarakat.

Dalam konteks ini, profil pelajar Pancasila menjadi penting untuk diteliti dan dikaji, guna mengidentifikasi sejauh mana pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila pada pelajar di Indonesia. Profil pelajar Pancasila juga dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun strategi dan program pendidikan yang dapat memperkuat pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila pada pelajar, sehingga mampu menciptakan generasi yang memiliki karakter dan sikap yang positif dalam membangun bangsa dan negara yang lebih baik.

 

 

 

 

2.     Rumusan masalah

1.     Apa itu profil belajar pancasila?

2.     Apa saja ciri ciri profil belajar pancasila?

3.     Apa tujuan dibuat profil pelajar Pancasila?

4.     Mengapa profil pelajar Pancasila bisa penting dalam membentuk karakterk bangsa?

5.     Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila pada pelajar?

6.     Apa saja dampak positif dan negatif dalam menerapkan profil pancasila?

7.     Bagaimana cara mengavaluasi profil pelajar pancasila?

 

3.     Tujuan

Untuk mengetahui semua rumusan masalah yang sudah di sebutkan ada di atas.


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

A.    Pengertian profil pelajar pancasila

Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Profil belajar Pancasila melibatkan aspek kognitif (pengetahuan dan pemahaman), afektif (sikap dan nilai), dan psikomotorik (keterampilan dan perilaku) dalam konteks nilai-nilai Pancasila. Dalam profil ini, pelajar diharapkan memiliki pengetahuan yang baik tentang dasar dan prinsip Pancasila, serta pemahaman yang mendalam tentang aplikasinya dalam kehidupan bermasyarakat, baik di tingkat individu maupun kolektif.

Profil belajar Pancasila juga mencakup sikap dan nilai yang tercermin dalam sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila, seperti kejujuran, keadilan, toleransi, persatuan, kesetaraan, dan gotong royong. Pelajar dengan profil belajar Pancasila yang baik akan menunjukkan sikap saling menghormati, toleransi terhadap perbedaan, partisipasi aktif dalam kegiatan sosial, serta kemampuan untuk mengambil keputusan yang adil dan bertanggung jawab.

 

B.    Ciri ciri profil pelajar pancasila

1.     Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yme, Dan Berakhlak Mulia

Manusia tidak bisa terlepas dengan hubungannya dengan tuhan. Karena hubungan manusia dengan pencipta merupakan bagian aspek fundamental dari diri manusia sendiri. Dan tidak bisa dilepas dari diri manusia.

Menurut Prof. Frimpong Boateng (Prempeh, 2021:6)” Religions can make changes to incorporate new changes and to also resolve an evolving and emerging crisis. This reflects the dialectic character of religion, where oppositions are explained in ways that shed meaning on difficult situations”. Ia mengatakan bahwa Agama dapat membuat perubahan untuk menggabungkan perubahan baru dan juga menyelesaikan krisis yang berkembang dan muncul. Ini mencerminkan karakter dialektika agama, di mana oposisi dijelaskan dengan cara yang memberi makna pada situasi sulit. Yang menandakan dengan adanya takwa kepada tuhan YME memberikan kekuatan.

Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia:

a.     Akhlak beragama

Akhlak beragama merujuk pada akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan. Setidaknya ada 6 agama yang di akui oleh negara. Dengan ragamnya agama di Indonesia menjadikan ini sebagai bagian yang tidak boleh lepas dari aspek beragama.

b.     Akhlak Pribadi

akhlak pribadi berhubungan dengan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Akhlak pribadi terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya disertai dengan larangan merusak, meminasakan dan menganiyaya diri sendiri baik secara jasmani maupun secara rohani.

c.     Akhlak Kepada Manusia

Akhlak kepada manusia berhubungan dengan hubungan dengan orang lain. Manusia sebagai mahkluk sosial tidaklah bisa melepas hubungan nya dengnan orang lain. Immanuel Kant (1724-1804) berpendapat “Hukum keadilan semesta alam menghendaki agar manusia berbuat terhadap orang lain seperti yang ia harap orang lain berbuat terhadap dirinya”. (Taufiqurrahman, 2018)

d.     Akhlak Kepada Alam

Akhlak kepada alam berarti tingkah laku kita kepada lingkungan sekitar, bagaimana kita bisa menjaga apa yang ada disekitar kita baik berupa hewan, tumbuh-tumbuhan, gunung, sungai dan lain sebagainya. Bahkan secara lebih luas, akhlak kepada alam berarti bagaimana cara kita berbuat baik kepada seluruh ciptaan Allah yang ada di alam semesta. Dengan adanya permasalahan yang timbul akibat ulah manusia ya ng di mulai dari dari revolusi industry.

e.     Akhlak Bernegara

Akhlak dalam bernegara meliputi kepatuhan terhadap pemengang perkara selama tidak bermaksiat kepada agama, ikut serta dalam membangun Negara dalam bentuk lisan maupun fikiran. Menjunjung tinggi nama negara dimanapun dia berada termasuk didalamnya, baik didalam negri maupun di luar negeri. Dengan elemen ini pelajar pancasila akan generasi yang religious, yang masih mengerti kaidah beragama.

 

2.     Berkebinekaan global

Pelajar Indonesia harus bisa mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.

Elemen kunci dari pelajar Indonesia yang berkebinekaan global adalah:

a.     Berupaya untuk mengenal dan menghargai budaya luhur bangsa sendiri dan budaya bangsa lain. Sehingga dalam elemen ini dapat membuat kita cinta terhadap apa yang ada dalam negeri sekaligus bisa menjadi filter terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia.

b.     Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesame. Sehingga menimbulkan sifat saling menghormati sesama saudara dalam naungan NKRI danterjalinnya hubungan yang sehat, seperti rukun dan kekompakan. 

c.     Selalu merefleksi dan bertanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan. Yang berarti kehati-hatian dalam bertindak yang dapat menyindir keragaman milik orang lain.

 

3.     Bergotong royong

Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Dalam jurnal yang di tulis oleh Ala et al., 2021 :2": The Scale (Jehnet al., 1999 (Jehnet al., 1999) mengukur bagaimana siswa memandang pendapat anggota kelompok tentang proyek, tujuan, tujuan, dan kiriman pada skala Likert lima poin. Tingkat stres yang tinggi yang sering dilaporkan di kalangan mahasiswa kedokteran dapat memperburuk konflik dan menjadi kontraproduktif untuk kerja tim (Fasoroet). Pentingnya nilai gotong rotong inilah yang menjadikannya harus menjadi bagian dari karakter bangsa Indonesia.

Gotong royong memiliki beberapa elemen-elemen, antara lain;

a.     Kolaborasi

Artinya pelajar dapat bekerja sama dalam menyelesaikan masalah atau mengapai impian. Sehingga pelajar dapat mengapai impian tanpa ada persaingan tidak sehat.

b.     Kepeduliaan

Artinya pelajar dapat bekerja sama dalam menyelesaikan masalah atau mengapai impian. Sehingga pelajar dapat mengapai impian tanpa ada persaingan tidak sehat.

c.     Berbagi

Menunjukkan bahwa pelajar secara lahir membantu dengan materi. Yang tentunya disertai dengan rasa ikhlas.

 

4.     Mandiri

Kemandirian (self reliance) adalah kemampuan untuk mengelola semua yang dimiliki, tahu mengelola waktu, berjalan dan berpikir disertai dengan kemampuan mengambil resiko dan dapat memecahkan masalah. (Parker d.k, 2005)

Adapun yang dimaksud mandiri dari program profil pelajar Pancasila, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari:

a.     kesadaran akan diri kesadaran diri adalah kemampuan seseorang dalam memahami kesadaran pikiran, perasaan, dan evaluasi diri sehingga dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, dorongan, dan nilai yang terjadi pada dirinya dan orang lain.

b.     kesadaran situasi yang dihadapi kesadaran situasi yang dihadapi adalah kemampua seseorang dalam memahami keadaan atau situasi yang ia hadapi, sehingga dapat mengambil langkah berikutnya.

c.     regulasi diri Regulasi diri adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri, termasuk emosi dan perilaku. Kemampuan ini membuat seseorang mampu melakukan sesuatu yang terkadang berlawanan dengan apa yang dirasakan. Orang dewasa sudah memiliki kemampuan regulasi diri yang baik, sehingga dapat beradaptasi dengan perubahan situasi apapun.

 

5.     Bernaral kritis

Pelajar Indonesia haruslah merupakan insan yang mampu secara objektif mem- proses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif untuk memecahkan masalah, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menga- nalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. (Kemendikbud, 2021).

Bernalar kritis artinya proses berpikir untuk mendapatkan dan mengubah informasi menjadi keputusan atau kesimpulan yang tepat, dan membantu siswa memecahkan masalah dengan baik. Hal ini tidak bisa diajarkan sekali, tetapi membutuhkan waktu lebih lama. Oleh sebab itu, siswa perlu dilatih dan dibiasakan untuk berpikir kritis. Setiap pembelajaran di sekolah diharapkan dapat meningkatkan kecakapan hidup dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.

Dengan bernalar kritis seorang pelajar Pancasila dapat membuat dirinya dapat diandalkan sehingga dibutuhkan dimana-mana. Yang menandakan dengan bernalar kritis seseorang memiliki kinerja yang berkualitas.

 

6.     Kreatif

Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.

(M, Sulistyati et al., 2021) “Tanda sejati dari kecerdasan adalah bukan pengetahuan, tetapi imajinasi”. Albert Einstein.

Dengan kemampuan kreatifitas yang dimiliki oleh seorang pelajar membuatnya dapat mengembangkan ilmu yang sudah ada atau bahkan membuat sesuatu yang baru. Karena itulah karakter kreatif merpakan bagian penting dalam menyesuaikan perkembangan zaman.

Untuk bisa mencapai karakter kreatif pengajar berperan penting untuk menumbuhkan kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan cara memberi kebebasan penugasan pada siswa untuk mengasah kreativitas mereka. Artinya, siswa dapat menentukan pembelajaran sesuai dengan minatnya masing-masing, dan guru dapat memberikan dasar serta konsep materi dalam kurikulum.

 

C.    Tujuan profil pelajar pancasila

Visiv dan tujuan pendidikan Indonesia, bisa dilihat di pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea ke-4 (“…mencerdaskan kehidupan bangsa…”) dan UU Sisdiknas pasal 3. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

 

D.    Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila pada pelajar

Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila pada pelajar, beserta sumber-sumber referensi terkait:

1.     Pendidikan: Sistem pendidikan yang efektif dalam menyampaikan nilai-nilai Pancasila dan mendorong pemahaman yang mendalam dapat berkontribusi pada implementasi yang lebih baik. Pendidikan formal, seperti kurikulum sekolah, pengajaran sejarah, dan pendidikan kewarganegaraan, dapat memainkan peran penting dalam memperkuat pemahaman pelajar tentang Pancasila

2.     Lingkungan Keluarga: Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor utama dalam membentuk nilai-nilai dan sikap pelajar. Nilai-nilai Pancasila dapat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diajarkan dan diterapkan di lingkungan keluarga.

3.     Pengaruh Budaya Asing: Globalisasi dan pengaruh budaya asing dapat mempengaruhi pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila pada pelajar. Keterpaparan terhadap budaya asing melalui media massa, teknologi informasi, dan perkembangan

4.     Konteks Sosial dan Kultural: Faktor-faktor sosial dan kultural, seperti perbedaan suku, agama, budaya, dan lingkungan geografis, dapat mempengaruhi pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila pada pelajar. Setiap kelompok masyarakat memiliki konteks sendiri yang dapat mempengaruhi persepsi dan interpretasi terhadap nilai-nilai Pancasila.

5.     Peran Media Massa: Media massa memainkan peran penting dalam membentuk persepsi dan pemahaman pelajar terhadap nilai-nilai Pancasila. Isu-isu yang diangkat oleh media.

 

E.    Dampak positif dan negatif dalam menerapkan profil pancasila

Berikut adalah beberapa dampak positif dan negatif dari profil pelajar Pancasila:

1.     Dampak Positif:

a.     Pemahaman Nilai-nilai Moral: Profil pelajar Pancasila yang baik akan membantu dalam membangun pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai moral, seperti keadilan, kebenaran, persatuan, dan kerjasama. Pelajar akan menjadi individu yang sadar akan pentingnya etika dan moral dalam interaksi sosial.

b.     Kebangsaan yang Kuat: Profil pelajar Pancasila yang positif akan mendorong rasa cinta dan kebanggaan terhadap Indonesia. Mereka akan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap identitas nasional, budaya, dan warisan bangsa, serta berkontribusi aktif dalam pembangunan dan kemajuan bangsa.

c.     Toleransi dan Keanekaragaman: Pemahaman nilai-nilai Pancasila akan membantu pelajar dalam memahami pentingnya toleransi, menghargai perbedaan, dan menghormati keanekaragaman di antara individu dan kelompok. Pelajar akan mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan orang-orang yang memiliki latar belakang budaya, agama, dan suku yang berbeda.

d.     Partisipasi Demokratis: Profil pelajar Pancasila yang baik akan mendorong partisipasi aktif dalam proses demokrasi. Mereka akan memiliki pemahaman yang kuat tentang pentingnya hak-hak asasi manusia, kebebasan berekspresi, dan kontribusi dalam pembuatan keputusan yang berdampak pada masyarakat.

 

2.     Dampak Negatif:

a.     Fanatisme Tertentu: Profil pelajar Pancasila yang kurang seimbang atau terlalu fanatik terhadap nilai-nilai Pancasila dapat menyebabkan sikap eksklusif dan penolakan terhadap pandangan atau kelompok lain. Ini dapat menghambat dialog dan toleransi yang sehat.

b.     Penyalahgunaan Ideologi: Dalam beberapa kasus, profil pelajar Pancasila yang tidak baik dapat menyebabkan penyalahgunaan ideologi Pancasila untuk tujuan politik atau pribadi yang tidak etis atau merugikan. Hal ini dapat merusak integritas nilai-nilai Pancasila dan menimbulkan konflik sosial.

c.     Kurangnya Pemahaman yang Mendalam: Profil pelajar Pancasila yang rendah atau kurang pemahaman yang mendalam terhadap nilai-nilai Pancasila dapat menyebabkan pengertian yang dangkal atau permukaan tentang makna sebenarnya. Hal ini dapat mengurangi efektivitas implementasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

d.     Ketidaksesuaian dengan Realitas Sosial: Terkadang, profil pelajar Pancasila yang kuat namun rigid dapat kesulitan beradaptasi dengan perubahan sosial dan tuntutan kehidupan modern.

 

F.    Cara mengevaluasi apakah profil pelajar pancasila sudah berhasil atau tidak

Untuk mengevaluasi apakah profil pelajar Pancasila telah berhasil atau tidak, beberapa langkah evaluasi dapat dilakukan:

1.     Survei atau Kuesioner: Menyusun survei atau kuesioner yang mencakup indikator-indikator kunci terkait pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila. Survei ini dapat diberikan kepada pelajar untuk mengukur tingkat pemahaman mereka tentang nilai-nilai Pancasila, sikap mereka terhadap nilai-nilai tersebut, dan sejauh mana mereka mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

2.     Observasi dan Pengamatan: Melakukan observasi terhadap perilaku dan tindakan pelajar dalam berbagai konteks, seperti di sekolah, di lingkungan masyarakat, atau dalam kegiatan ekstrakurikuler. Pengamatan ini dapat memberikan pemahaman tentang sejauh mana pelajar mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam praktek nyata.

3.     Analisis Dokumen: Mengumpulkan dan menganalisis dokumen-dokumen terkait, seperti catatan prestasi, portofolio kegiatan, atau hasil tes tertulis. Dokumen-dokumen ini dapat memberikan indikator tentang tingkat pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila berdasarkan pencapaian dan keterlibatan pelajar dalam kegiatan yang relevan.

4.     Wawancara atau Fokus Kelompok: Melakukan wawancara individu atau diskusi kelompok dengan pelajar untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang pandangan mereka terkait nilai-nilai Pancasila, pemahaman mereka tentang pengaruh nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka, serta kendala atau tantangan yang mereka hadapi dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.

5.     Evaluasi Diri: Mendorong pelajar untuk melakukan evaluasi diri terhadap pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila yang mereka miliki. Mereka dapat diminta untuk merefleksikan pengalaman mereka, menilai sejauh mana mereka telah menerapkan nilai-nilai tersebut, serta merumuskan rencana perbaikan atau tindakan yang dapat mereka ambil untuk lebih memperkuat profil Pancasila mereka.

 


 

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

 

1.     Kesimpulan

Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Profil pelajar Pancasila bisa penting dalam membentuk karakteristik bangsa karena itu merupakan terjemahan dari cita-cita dan harapan bangsa yang telah tertuang dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea ke-4, sekaligus merupakan cara terbaik yang bisa terbaik yang diberikan oleh negara dalam mempersiapkan pelajar menghadapi tantangan zaman.

 

2.     Saran

Kita sebagai pelajar bangsa haruslah siap dalam menghadapi perkembangan zaman di era sekarang ini. Pesatnya dunia teknologi informasi menuntt kitalah yang harus menyesuaikan diri. Untuk dapat mengubah diri sendiri danya dapat diseleasaikan dengan Gerakan hati. Dan dalam mengahadapi dunia modern pemerintah telah berkontribusi agar harapan dan cita-cita kita Bersama tercapai.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Nilai-nilai Pancasila di Lingkungan Keluarga. Jurnal Sosiologi, 19(1), 68-78.

Ala, O. G., Yang, H., & Ala, B. K. (2021). Characteristics and comparison of peerassisted learning interactions among university students in Harbin, China. Social Sciences & Humanities Open, 4(1), 100164. https://doi.org/10.1016/j.ssaho.2021.100164

Djatmika, E. T. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7(10), 1077-1087.

Kemendikbud. (2021). Program Kampus Mengajar 2021. 6.

Kusuma, W. (2020) GURU PENGGERAK: Mendorong Gerak Maju Pendidikan Nasional, GURU PENGGERAK: Mendorong Gerak Maju Pendidikan Nasional - Wijaya Kusumah, S.Pd., M.Pd., Tuti Alawiyah, S.Pd., M.Pd. - Google Buku

M, Sulistyati, D., Wahyaningsih, S., & Wijania, I. W. (2021). Proyek Profil Pelajar Pancasila.

Murniati, N., & Khotimah, K. (2021). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Mahasiswa dalam Memaknai Nilai-nilai Pancasila. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 16(1), 56-66.

Parker d.k. (2005). Menumbuhkan kemandirian dan harga diri anak / Deborah K. Parker ; alih bahasa, Drs. Bambang Wibisono, M.Pd ; editor, Sunarni ME. Jakarta, Prestasi Putrakarya. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/11410126_Bab_2.pdf

Prempeh, C. (2021). Religion and the state in an episodic moment of COVID-19 in Ghana. Social Sciences & Humanities Open, 4(1), 100141. https://doi.org/10.1016/j.ssaho.2021.100141

Profil Pelajar Pancasila - Direktorat Sekolah Dasar (kemdikbud.go.id)

Profil Pelajar Pancasila, Tujuan Akhir Sistem Pendidikan Indonesia - Mamak Pintar

Rohana, E. (2019). Character Education Relation with Spiritual Intelligence in Islamic Education Perspective. International Journal of Nusantara Islam, 6(2), 165–174. https://doi.org/10.15575/ijni.v6i2.4803

Syukur, A., & Haryanti, S. (2019). Pengaruh Globalisasi terhadap Implementasi Nilai-nilai Pancasila pada Remaja. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 14(1), 32-46.

 

 

 

 

 

 

Latest
Previous
Next Post »